(Maret 1994 – Maret 2014)
Anak adalah anugerah dari Tuhan bagi setiap orangtua dan tentunya setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mencukupkan kebutuhan mereka dan membimbing mereka merupakan tugas orangtua. Salah satunya adalah mengupayakan agar mereka mendapatkan pendidikan yang baik untuk masa depannya. Berbagai cara dilakukan orangtua untuk mendidik anak. Selain pendidikan formal disekolah, diberikan tambahan pelajaran di bimbel juga pendidikan ketrampilan di tempat les atau kursus. Tetapi seringkali kita lupa bahwa yang perlu diajarkan bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga mengenai iman. Sebagai orangtua Kristen tentunya kita juga menginginkan agar anak kita mengenal dasar keimanan Kristen yang benar dari sejak kecil dan seringkali hal ini tidak diajarkan di sekolah biasa.
Untuk itu GKI Harapan Indah dari awal berdirinya sudah memikirkan hal tersebut walau dengan cara yang masih sederhana dan dengan segala keterbatasan yang ada. Hanya dengan 4 anak dirintislah Sekolah Minggu yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 1994 selang seminggu setelah Kebaktian Umum pos PKP Harapan Indah pertama kali dibuka. Cara yang sedehana yaitu hanya berkumpul bersama, memuji Tuhan dengan nyanyian khas ASM, dibimbing oleh 4 orang guru yang terbeban untuk melayani diantaranya Ibu Jenny dan Ibu Han Nio, juga dilaksanakan ditempat seadanya disudut gereja kecil.
Dengan berjalannya waktu dan kesadaran orangtua akan perkembangan iman anak mereka maka jumlah Anak Sekolah Minggu (ASM) sedikit demi sedikit bertambah jumlahnya. Pada awalnya sekolah minggu dilaksanakan satu kali yaitu pada jam 07.00 dan sejak tgl 07 Agustus 1994 dibagi menjadi 2 kali kebaktian yaitu jam 07.00 dan jam 09.00. Beberapa jemaatpun tergerak untuk ambil bagian menjadi GSM, salah satunya ibu Giok yang juga sampai saat ini masih menjadi GSM bersama ibu Jenny dan Ibu Han Nio. Ya bisa kita bayangkan 20 tahun lalu, jumlah ASM hanya bisa dihitung dengan jari, dengan keberadaan anak anak yang polos, Guru Sekolah Minggu (GSM) menanamkan dasar yg kokoh untuk iman mereka. Kini ASM 20 tahun yang lalu tersebut telah beranjak dewasa, mereka mungkin bisa lupa dengan GSMnya tetapi didalam kehidupannya mereka tetap membawa ajaran iman Kristen yang ditanamkan oleh GSMnya dahulu.
Pertumbuhan Jumlah ASM sangat pesat sesuai perkembangan jumlah jemaat dewasa. Hal ini juga didukung dengan keberadaan Gereja kita yang berlokasi perumahan Harapan Indah dimana dalam 10 tahun belakangan ini berkembang dengan pesat, begitu juga dengan perumahan-perumahan disekitarnya juga turut berkembang. Dengan adanya perkembangan perumahan Harapan Indah dan sekitarnya, Gereja kita banyak menerima atestasi masuk dari keluarga muda atau yang baru pindah rumah. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau jumlah anggota gereja kita akan maju sepesat ini begitu juga jumlah ASMnya. Saat ini jumlah ASM di GKI Harapan Indah sekitar 600 orang terdiri dari anak usia 2 tahun sampai dengan kelas 6 SD. Untuk mengantisipasi jumlah murid dengan keterbatasan kapasitas ruangan kelas yang ada, maka mulai tahun 2011 dibuka Sekolah Minggu berbahasa Inggris yang dikenal sebagai English Sunday Service (ESS). ESS dilaksanakan tiap Minggu jam 07.00 dan dibagi menjadi 3 macam kelas yaitu Faith Class (Taman Kanak-Kanak), Hope Class (Kelas 1 – 3 SD) dan Love Class (Kelas 4 – 6 SD). Sekolah Minggu keseluruhannya dibagi menjadi 2 yaitu Kelas Pagi (jam 07.00) yang terdiri dari 7 kelas berbahasa Indonesia ditambah 4 kelas ESS dan Kelas Siang (jam 09.00) terdiri dari 15 kelas berbahasa Indonesia. Dengan demikian total keseluruhan ada 26 kelas yang harus ditangani oleh Guru Sekolah Minggu.
Selain itu ada hal yang unik, jauh sebelum pencangan tema HUT GKI HI ke 20: Ini aku, utuslah aku, beberapa ASM secara tidak sadar telah melakukan perintah tersebut. Mereka mengajak teman sekolah terutama mereka yang bersekolah di Saint John, Penabur, Tunas Harapan, Penuai, begitu juga teman bermain atau tetangga untuk bersama-sama sekolah minggu di GKI Harapan Indah. Akhirnya teman-temannya ikut bersekolah minggu di GKI Harapan Indah dan hal ini juga merembet ke orangtuanya, pertama-tama mereka hanya mengantar anaknya bersekolah minggu, selanjutnya mencoba ikut Kebaktian Umum dan akhirnya menjadi anggota GKI Harapan Indah. Jadi jangan anggap anak kecil tidak bisa diutus, justru merekalah utusan yang paling murni dan tidak punya pamrih apa-apa selain untuk kebersamaan memuliakan Tuhan. Tetapi dampaknya cukup besar, banyak jiwa yang akhirnya terpanggil untuk bersama-sama menjadi bagian dari GKI Harapan Indah.
Membicarakan Sekolah Minggu, semuanya tidak terlepas dari Guru Sekolah Minggu (GSM) . Merekalah ujung tombak yang menanamkan dasar iman Kristen buat anak-anak kita. GSM bukanlah mereka yang punya sertifikat dan berlatar belakang
pengajar, tetapi mereka yang terpanggil dan mau melayani sebagai guru tanpa pamrih. Saat ini jumlah GSM di GKI Harapan Indah sebanyak 70 orang. Bersyukur sudah 5 tahun ini GSM dibina oleh Ev. Lantina, banyak sekali yang telah dibenahi oleh beliau. Cara mengajar, tema atau bahan yang akan diajarkan, pembinaan calon GSM dan GSM, kelas persiapan untuk mengajar, kedisiplinan baik untuk ASM maupun GSM, manajemen Sekolah Minggu dan bersama pengurus Komisi Anak membuat program-program baru untuk Sekolah Minggu. Mengurus SM bukanlah perkara mudah, perlu orangorang
yang mau melayani dan kerendahan hati sekaligus tegas. Kerjasama yang baik antara yang memimpin dan dipimpin adalah kunci suksesnya dan yang paling penting bahwa Tuhan telah menempatkan orang-orang yang tepat untuk menjalankan SM.
Waktu terus berjalan, suatu saat akan ada regenerasi dan kemungkinan juga akan adanya pertambahan jumlah anak sekolah minggu. Hal ini mengakibatkan kebutuhan jumlah GSM meningkat. Untuk itu diberikan kesempatan bagi seluruh
anggota jemaat mau simpatisan, atau remaja pemuda yang dulunya juga pernah menjadi anak sekolah minggu yang tergerak hatinya untuk ikut melayani sebagai GSM. Gereja membutuhkan orang-orang seperti Ibu Jenny, ibu Han Nio dan Ibu
Giok yang setia dan tetap konsisten melayani anak sekolah Minggu sampai saat ini. Karena mereka sangat mengerti bahwa anak adalah masa depan Gereja kita.
Terakhir diperbaharui oleh admin pada hari Selasa, 4 November 2014 pukul 17:56 WIB.