Renungan Minggu, 11 Mei 2025 – Paskah 4
Dapatkah Saudara bayangkan, berapa banyak suara yang kita dengarkan dalam satu hari? Tentu sangat banyak.
Mulai dari suara yang sengaja kita dengarkan, hingga suara yang terdengar meski tidak kita kehendaki sekalipun.
Mulai dari lagu berita, podcast (siniar), renungan, bahkan bacaan Alkitab dalam bentuk audio, maupun suara orang sekitar yang sedang berbicara, serta berbagai suara lainnya.
Masalahnya, terkadang kita tidak sadar, bahwa tak semua suara tersebut kita perlukan, bahkan mungkin ada pula suara yang bertentangan dengan suara Sang Gembala.
Maka dari itu, penting untuk kita memahami seperti apa suara Sang Gembala tersebut? Salah satu syarat utama yang perlu kita perjuangkan dalam kehidupan iman adalah mengenal dan memiliki kedekatan dengan Sang Gembala.
Dialah Pribadi yang berinisiatif menyatakan pemeliharaan-Nya bagi kita, mencukupkan setiap kebutuhan anak-Nya, serta menuntun kita ke jalan yang benar. Dengan mengenal Sang Gembala, kita memiliki kepekaan untuk mendengar dan memahami tuntunan-Nya dalam hidup kita.
Suara Gembala yang baik adalah suara yang memerdekakan, dan bukan menindas. Bukan pula suara yang menakut-nakuti, bahkan menghakimi.
Gembala yang baik adalah gembala yang begitu peduli kepada para domba-Nya. Gembala yang baik adalah gembala yang mencukupkan kebutuhan para domba, mulai dari kebutuhan makanan dan minuman (Mazmur 23:3), dan juga kebutuhan akan rasa aman (Ay.3-4).
Bacaan Injil menyampaikan betapa Sang Gembala secara pribadi menyapa setiap domba-Nya dengan menyebut namanya masing-masing, karena Ia mengenal setiap domba-Nya dengan baik.
Menariknya, di sisi lain, digambarkan pula sekelompok orang Yahudi yang tidak termasuk kelompok para domba, karena mereka tidak percaya kepada Sang Gembala, dan tidak mengikuti tuntunan-Nya (Yoh 10:26). (Dian Penuntun Edisi 39).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 18:1-3
- PKJ 37:1-2
- NKB 138:1,2
- Mazmur 23
- PKJ 149:1-3
- NKB 204:1-3
Tinggalkan Balasan