Renungan Minggu, 6 November 2011
Bacaan-bacaan yang ada mengungkapkan berbagai macam respon mengenai Tuhan.
Kelompok pertama diwakili oleh bangsa Israel pada jaman Amos, yang berpikir bahwa ibadah dan ritual yang mereka telah lakukan menjadi jaminan bahwa Tuhan akan berpihak kepada mereka pada saatnya. Hari Tuhan akan menjadi saat kelepasan bagi mereka. Padahal, yang terjadi tidaklah otomatis seperti itu. Tanpa pertobatan dan kesalehan pribadi dan sosial, maka hari Tuhan akan berarti penghukuman bagi siapa pun.
Kelompok kedua diwakili oleh jemaat Tesalonika, yang memandang dan menantikan hari Tuhan dengan sikap yang berlebihan. Mereka sangat menantikan hari itu – yang kita pahami sebagai kedatangan Yesus yang kedua kali -, akibatnya mereka menjadi tidak fokus terhadap kehidupan masa kini. Mereka juga mengkhawatirkan apakah saudara-saudara yang telah meninggal sebelumnya akan mengalami saat yang membahagiakan itu. Pengaruh pandangan dunia di sekitar mereka mengenai keadaan orang mati membuat mereka menjadi semakin pesimistis.
Sementara itu, kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak serius mempersiapkan diri menyambut hari Tuhan itu. Kelompok ini digambarkan melalui lima gadis bodoh, yang tidak mempersiapkan minyak bagi pelitanya, saat menantikan kedatangan mempelai.
Dan kelompok yang keempat diwakili oleh lima gadis bijaksana yang mempersiapkan segala sesuatunya dengan teliti, serta berjaga-jaga dalam keadaan apa pun.
Yang manakah seharusnya menjadi sikap orang percaya, tentu kita telah mengetahuinya. Yang terpenting adalah hubungan pribadi dengan Tuhan, yang digambarkan dengan indah melalui pergumulan pemazmur. Hal ini menjadi dasar dari pengharapan dan penantian setiap orang percaya.
Tinggalkan Balasan